Pendidikan Karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan berarti proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan sebagai mahluk Tuhan pendidikan merupakan pembentukan diri secara utuh yang dilakukan oleh pendidik terhadao peserta didik. sedangkan karakter merupakan kebiasaan dari seseorang.
setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skill) sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai – nilai Pancasila.
Pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intektual saja, melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia dan mutu pendidikan. Watak yang baik harus dikenalkan dan diajarkan pada peserta didik semasa remaja. Pembentukan karakter pada siswa dalam jenjang pendidikan menengah akan sangat efektif. Psikologis yang matang dan kondisi siswa setelah lulus menjadi alasan penting mengapa karakter siswa yang baik harus dibentuk.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif , berakhlak mulia, bermoral, bertoleran , bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya di jiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur, meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik.
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia( kognitif, afektif dan psikomorik ) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga , satuan pendidikan, dan masyarakat.
Tetapi pada kenyataannya zaman sekarang pendidikan karakter banyak yang tidak diterapkan dimasyarakat. semakin banyaknya pertengkaran , tawuran di sekolah-sekolah . itu menggambarkan bahwa pendidikan karakter gagal atau tidak diterapkan. itu menunjukkan pendidikan karakter di sekolah dan dilingkungan masyarakat sebagian besar belum diterapkan.
setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skill) sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai – nilai Pancasila.
Pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intektual saja, melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia dan mutu pendidikan. Watak yang baik harus dikenalkan dan diajarkan pada peserta didik semasa remaja. Pembentukan karakter pada siswa dalam jenjang pendidikan menengah akan sangat efektif. Psikologis yang matang dan kondisi siswa setelah lulus menjadi alasan penting mengapa karakter siswa yang baik harus dibentuk.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif , berakhlak mulia, bermoral, bertoleran , bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya di jiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur, meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik.
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia( kognitif, afektif dan psikomorik ) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga , satuan pendidikan, dan masyarakat.
Tetapi pada kenyataannya zaman sekarang pendidikan karakter banyak yang tidak diterapkan dimasyarakat. semakin banyaknya pertengkaran , tawuran di sekolah-sekolah . itu menggambarkan bahwa pendidikan karakter gagal atau tidak diterapkan. itu menunjukkan pendidikan karakter di sekolah dan dilingkungan masyarakat sebagian besar belum diterapkan.